Header Ads Widget

Banner Ads 728x90

Ticker

6/recent/ticker-posts

Contoh Storytelling Berubahlah Selagi Ada Waktu

Contoh Storytelling Berubahlah Selagi Ada Waktu

Jangan Menunggu, Berubahlah Sekarang Juga!

Sandi dan Hujan di Sudut Kota

Sandi duduk di kursi panjang halte, menunggu hujan reda.

Langit tampak kelabu, menggambarkan suasana hatinya.

Dia baru saja meninggalkan kantornya setelah mendapat teguran keras dari atasannya.

Sudah berbulan-bulan Sandi merasa hidupnya monoton dan stagnan.

Dia tahu ada sesuatu yang salah, tapi tak tahu dari mana harus memulai.

Saat menatap jalan yang basah, pandangannya tertuju pada reklame di seberang jalan.

Ada tulisan besar yang seolah berbicara langsung kepadanya:

"Jangan menunggu waktu untuk berubah, tetapi berubahlah selagi ada waktu".

Kalimat itu terasa seperti tamparan lembut.

 

Nasehat dari Reklame

Hujan belum juga berhenti, dan Sandi mulai memperhatikan reklame itu lebih saksama.

Ada tiga kalimat yang terpampang:

  1. "Hadapi kesulitan, jangan sendiri. Berat. Hadirkan Allah dalam hati, Dia akan membuatmu kuat"
  2. "Jangan menunggu waktu untuk berubah, tetapi berubahlah selagi ada waktu"
  3. "Jangan lupa ngaji, karena hati juga butuh asupan gizi"

Sandi merasa reklame ini dirancang untuknya.

Ia mulai merenung.

Mungkin, selama ini dia terlalu sibuk mengejar kesempurnaan dan melupakan hal-hal mendasar dalam hidup.

 

Ketakutan dan Keraguan

Namun, berubah tidak semudah itu.

Ketika hujan mulai mereda, Sandi melangkah menuju rumahnya dengan pikiran yang berkecamuk.

"Apa benar aku bisa berubah?" gumamnya.

Ketakutan akan kegagalan membuatnya ragu.

Dia takut mencoba sesuatu yang baru, takut mengecewakan orang-orang di sekitarnya, dan yang paling besar, dia takut menghadapi dirinya sendiri.

Ketakutan ini menghantuinya, seperti bayangan yang terus mengikuti.

Namun, di sisi lain, kata-kata di reklame tadi terus menggema di benaknya, terutama kalimat terakhir: "Hadirkan Allah dalam hati, Dia akan membuatmu kuat".

 

Langkah Pertama Menuju Perubahan

Di rumah, Sandi membuka Al-Qur'an yang sudah lama tersimpan di sudut rak.

Ia mulai membaca, meski hanya beberapa ayat.

Perlahan, hatinya terasa lebih ringan.

Hari berikutnya, Sandi mencoba hal baru: bangun lebih pagi untuk berolahraga ringan.

Ia juga mencoba memperbaiki hubungannya dengan teman-temannya yang sudah lama ia abaikan.

Sandi menyadari bahwa perubahan tidak harus besar dan instan.

Langkah-langkah kecil, jika dilakukan dengan konsisten, akan membawa dampak besar pada akhirnya.

Dia mulai menghadapi masalah dengan lebih tenang, tidak lagi menghindar.

Dan setiap kali rasa takut datang, ia mengingat kata-kata itu: "Hadirkan Allah dalam hati, Dia akan membuatmu kuat".

 

Hidup yang Lebih Bermakna

Beberapa bulan kemudian, Sandi mulai merasakan perbedaan besar dalam hidupnya.

Ia lebih percaya diri di tempat kerja, lebih dekat dengan keluarganya, dan yang terpenting, ia merasa damai dengan dirinya sendiri.

Sandi belajar bahwa hidup bukan tentang menunggu waktu yang tepat, melainkan menciptakan waktu itu sendiri.

Tidak ada kata terlambat untuk berubah, asalkan kita mau memulai.

Kini, setiap kali hujan turun, Sandi tidak lagi memandangnya sebagai hambatan.

Hujan adalah pengingat bahwa meski langit gelap dan basah, selalu ada kesempatan untuk membersihkan diri dan memulai lagi.

 

Pelajaran untuk Kita Semua

Kisah Sandi adalah cerminan dari banyak kehidupan kita.

Kadang, kita terlalu sibuk menunggu waktu yang tepat untuk berubah, tanpa menyadari bahwa waktu terbaik adalah sekarang.

Berubah tidak harus sempurna. Cukup mulai dengan langkah kecil, lalu biarkan langkah-langkah itu menuntun kita menuju kehidupan yang lebih baik.

Apakah kamu siap untuk berhenti menunggu dan mulai berubah?

Jangan tunggu hujan reda, karena hujan bisa menjadi awal dari sesuatu yang baru.

Berubahlah selagi ada waktu.

Posting Komentar

0 Komentar