Header Ads Widget

Banner Ads 728x90

Ticker

6/recent/ticker-posts

Contoh Storytelling Keluarga Tempatnya Pulang

Contoh Storytelling Keluarga Tempatnya Pulang

Meluangkan Waktu untuk Orang Tua

Sebuah Pengingat Tentang Makna Kehadiran

Rina, Anak yang Sibuk Mengejar Mimpi

Rina adalah seorang wanita karier yang sukses.

Pekerjaannya sebagai manajer pemasaran di perusahaan ternama membuatnya sibuk hampir sepanjang waktu.

Setiap hari dimulai dengan rapat, strategi baru, hingga lembur menyelesaikan laporan.

Kariernya melesat, penghasilannya meningkat, tapi ada satu hal yang sering ia abaikan, orang tuanya.

Ibu dan ayah Rina tinggal di kampung halaman, jauh dari gemerlap kota tempat Rina tinggal.

Mereka jarang bertemu, hanya sesekali berbicara melalui telepon.

Setiap kali Rina pulang, selalu ada alasan untuk terburu-buru kembali. "Maaf, Bu, kerjaan lagi banyak", ucapnya sambil berlalu.

 

Sebuah Undangan yang Terabaikan

Suatu hari, ibunya menelepon. "Rina, kapan pulang? Ayahmu sering tanya, katanya kangen", ujar suara lembut di seberang sana.

"Aku lagi sibuk, Bu. Mungkin bulan depan", jawab Rina singkat.

Waktu berlalu. Bulan berganti bulan, dan panggilan dari ibu semakin jarang.

Hingga suatu hari, Rina menerima pesan singkat: "Nak, ayahmu sakit. Kalau sempat, pulanglah".

Hati Rina tersentak. "Ah, mungkin hanya sakit biasa", pikirnya, sambil tetap menunda kepulangan karena proyek besar yang sedang ia kerjakan.

 

Penyesalan yang Terlambat

Ketika akhirnya Rina memutuskan untuk pulang, suasana rumah terasa berbeda.

Ayahnya yang dulu gagah kini terbaring lemah di tempat tidur.

Tangannya gemetar saat mencoba mengusap kepala Rina, seperti yang biasa ia lakukan ketika Rina kecil.

"Rina... kamu masih kecil di mata ayah", ucap ayahnya dengan suara parau. Rina hanya bisa diam.

Tangisnya tertahan, mengingat betapa banyak waktu yang telah ia lewatkan.

Ia teringat masa kecilnya, ketika ayahnya selalu ada, menggendongnya saat jatuh, mengantar ke sekolah, atau sekadar duduk bersamanya di teras rumah.

Di hari itu, Rina menyadari sesuatu yang penting: kesuksesan tak ada artinya jika ia lupa meluangkan waktu untuk mereka yang paling berarti.

 

Makna Kehadiran Lebih dari Sekadar Waktu

Rina mulai mengubah prioritasnya.

Setiap akhir pekan, ia memastikan untuk pulang, walau hanya sehari.

Ia belajar bahwa meluangkan waktu bukan soal berapa lama, tapi soal kualitas.

Ketika bersama orang tuanya, ia mematikan ponsel, mendengarkan cerita-cerita sederhana mereka, dan sesekali meminta doa seperti yang ia lakukan saat masih kecil.

"Bu, Balur kepala Rina lagi, dong. Dulu Ibu sering doa waktu Rina kecil", pinta Rina suatu malam. Ibunya tertawa kecil, "Kamu ini sudah besar, tapi tetap anak kecil di mata Ibu".

 

Menghargai Waktu yang Tak Bisa Kembali

Rina kini hidup dengan lebih bijak.

Ia paham bahwa karier dan kesuksesan adalah penting, tapi keluarga adalah tempatnya pulang.

Ayah dan ibunya mungkin tak meminta apa-apa, tapi kehadiran Rina adalah hadiah terbesar bagi mereka.

Saat ayahnya berpulang beberapa tahun kemudian, Rina tak lagi dihantui penyesalan.

Ia telah menemani ayahnya di hari-hari terakhirnya, menggenggam tangannya, dan mencurahkan kasih sayangnya sepenuh hati.

 

Jangan Tunggu Nanti

Hidup ini penuh kesibukan, tapi jangan pernah lupa untuk meluangkan waktu bagi orang tua.

Mereka tak meminta banyak, hanya kehadiran kita.

Duduklah bersama mereka, dengarkan cerita yang mungkin sudah berulang kali mereka ceritakan, dan minta doa dari tangan yang pernah membaluri kepala kita dengan kasih sayang.

Ingatlah, suatu hari nanti kita akan berdiri di sisi mereka sebagai anak yang memandikan tubuh tak lagi bernyawa.

Saat itu, genggamlah tangan mereka yang dingin, dan ingatlah bahwa tangan itu pernah memeluk kita dengan hangat.

Jangan biarkan penyesalan datang terlambat.

Luangkan waktu, karena waktu yang hilang tak akan pernah kembali.

Hadirkan dirimu sekarang, karena mereka yang mencintaimu lebih dari siapapun sedang menunggumu pulang.

Posting Komentar

0 Komentar