
Rambut Maudy Dicat Tapi Tetap Ke-Charged? Rahasianya Pantene Miracles Supplement Conditioner!
Review Iklan Pantene Conditioner | Rambut Diwarnai Tapi Sehat? Ini Rahasia Maudy Ayunda Tanpa Salon!
1. Tujuan Iklan
- Tujuan utama:
- Memperkenalkan produk Pantene Miracles Supplement Conditioner sebagai solusi perawatan rambut berwarna agar tetap sehat, berkilau, dan elastis meski sudah lama diwarnai.
- Meningkatkan awareness dan mendorong pembelian dengan memanfaatkan endorsement selebriti (Maudy Ayunda).
2. Audiens Target
- Demografi:
- Usia 18–35 tahun.
- Perempuan urban, modern, aktif.
- Pengguna rutin produk hair care premium atau semi-premium.
- Suka merawat penampilan, termasuk mewarnai rambut.
- Psikografis:
- Concern terhadap kerusakan rambut akibat pewarnaan.
- Menginginkan produk praktis yang memberikan hasil nyata tanpa ribet.
- Dipengaruhi oleh opini selebriti/influencer.
3. Pesan Utama
- Pesan inti:
- "Pantene Miracles Supplement Conditioner menjaga rambut tetap sehat, berkilau, dan elastis meski sudah 2 bulan diwarnai".
- Penyampaian:
- Dengan menggunakan testimoni dari Maudy, pesan terasa lebih real, dekat, dan meyakinkan.
4. Gaya Bahasa & Tone
- Gaya bahasa:
- Personal, relatable, optimistis, menggunakan kata-kata sederhana dan ekspresi perasaan ("this is my hero", "this is my active care secret").
- Tone:
- Natural, percaya diri, dan inspiratif.
- Sedikit sentuhan kekaguman personal ("OMG Maudy Warnain Rambut!") meningkatkan rasa excitement.
- Gaya ini sangat cocok untuk audiens muda yang mengandalkan rekomendasi dari sosok panutan dan mencari solusi praktis.
5. Struktur Copywriting
- Struktur:
- Pembukaan: Memperlihatkan kondisi rambut setelah 2 bulan pewarnaan.
- Pengembangan: Menjelaskan kondisi rambut yang tetap sehat.
- Puncak: Mengungkapkan rahasia (produk yang dipakai).
- Penutupan: Penyebutan brand dan produk.
- Teknik yang digunakan:
- Storytelling pendek (testimoni pribadi Maudy).
- Emotional appeal (kebanggaan dan rasa puas atas hasilnya).
- Element of surprise ("OMG Maudy warnain rambut" membuat audiens penasaran).
6. Call to Action (CTA)
- CTA eksplisit:
- Tidak disebutkan secara langsung di VO.
- Namun, secara implisit mengarahkan audiens untuk percaya dan mencoba produk berdasarkan rekomendasi Maudy.
- Efektivitas:
- CTA bisa lebih diperkuat. Misalnya, menambahkan "Coba sekarang!" atau "Dapatkan rambut sehatmu mulai hari ini!"
7. Keunikan & Diferensiasi
- Menggunakan selebriti sebagai testimoni membuat brand lebih kredibel.
- Highlight jangka waktu ("2 bulan setelah di cat") adalah angle yang unik karena kebanyakan iklan hair care hanya fokus pada hasil instan, bukan keberlanjutan hasil.
8. Kekuatan dalam Copywriting
- Frasa “this is my hero” dan “this is my active care secret” membangun emotional branding.
- Visual storytelling: penekanan pada kondisi rambut sebagai bukti nyata, bukan sekadar klaim kosong.
9. Kelemahan dalam Copywriting
- Kurangnya CTA eksplisit: membuat momentum untuk bertindak bisa sedikit menurun.
- Campuran bahasa Inggris dan Indonesia bisa membuat audiens tertentu merasa kurang "penuh koneksi", meski ini sejalan dengan target urban.
10. Rekomendasi Perbaikan
- Tambahkan CTA eksplisit di akhir iklan seperti: "Yuk, buktikan sendiri rahasia aktif perawatan rambutmu dengan Pantene Miracles!"
- Sedikit perkuat konteks mengapa pewarnaan biasanya merusak rambut, agar manfaat produk terasa lebih "heroic".
Semoga bermanfaat!
Follow dan cek link di bawah buat dapetin ebook gratis yang bakal bantu kamu cuan dari dunia digital!
https://lynk.id/digitalrosid
0 Comments