
BARU! ROMANO PERFUMED DEO ROLL ON!
Review Iklan Romano Perfumed Deo Roll On | Ketek Basah Bikin Gak PD? Ini Solusinya Habis Pakai Langsung Kering!
1. Tujuan Iklan
- Tujuan utama:
- Memperkenalkan produk baru Romano Perfumed Deo Roll On sekaligus membangun brand awareness terhadap fitur kunci: kering lebih cepat, wangi lebih tahan lama.
- Mendorong switching behavior dari pengguna deo lama ke Romano dengan menawarkan solusi atas masalah nyata: "ketek gantung" (ketiak yang masih basah setelah memakai deodoran).
2. Audiens Target
- Demografi:
- Pria muda usia 18–30 tahun.
- Urban, aktif, pekerja atau mahasiswa.
- Peduli penampilan, mobilitas tinggi, suka tampil percaya diri.
- Psikografis:
- Ingin tampil keren, percaya diri, cepat siap.
- Suka produk praktis dan memberikan hasil instan.
- Cenderung memilih brand yang mengangkat citra "sukses" dan "maskulin".
3. Pesan Utama
- Pesan inti:
- "ROMANO Perfumed Deo Roll On kering 2x lebih cepat dan memberi wangi tahan lama, membuatmu lebih siap untuk menang di momen penting".
- Penyampaian:
- Menggunakan cerita relatable tentang "ketek gantung" sebagai masalah nyata, lalu menyodorkan produk sebagai solusi cepat.
4. Gaya Bahasa & Tone
- Gaya bahasa:
- Santai, gaul, penuh slang lokal ("kegan", "gawat").
- Percakapan sehari-hari, terasa personal dan akrab.
- Tone:
- Playful, optimistis, sedikit humoris.
- Tetap menjaga nuansa maskulin dan percaya diri, sejalan dengan positioning Romano.
- Sangat sesuai dengan target audiens muda yang menyukai gaya bicara non-formal namun tetap ingin terlihat keren.
5. Struktur Copywriting
- Struktur:
- Pembukaan: Masalah relatable (ketek gantung).
- Pengembangan: Menunjukkan solusi (produk Romano).
- Puncak: Highlight benefit: kering 2x lebih cepat + wangi tahan lama.
- Penutupan: Penegasan merek dan slogan "Quick Dry, Quick Win".
- Teknik yang digunakan:
- Storytelling pendek.
- Humor ringan.
- Pertanyaan retoris ("masih kegan?") untuk membangun koneksi.
- Penguatan solusi dengan fitur produk.
6. Call to Action (CTA)
- CTA eksplisit:
- Tidak ada ajakan langsung seperti "beli sekarang" atau "coba sekarang".
- Implisit:
- Slogan "Quick Dry, Quick Win" menjadi semacam dorongan psikologis: siapa cepat, dia menang.
- Efektivitas:
- Cukup kuat karena dibungkus dalam narasi, tapi akan lebih maksimal jika menambahkan dorongan eksplisit.
7. Keunikan & Diferensiasi
- Bahasa lokal dan ekspresi sehari-hari ("ketek gantung", "gawat") membuat iklan ini terasa dekat dengan realita audiens.
- Solusi konkret pada pain point spesifik (kering lebih cepat setelah deo) jarang di-highlight oleh kompetitor.
8. Kekuatan dalam Copywriting
- Frasa kuat:
- “Quick Dry, Quick Win” → catchy, mudah diingat, relevan dengan kebutuhan pria aktif.
- “Masih kegan? Itu dulu” → efektif mematahkan mindset lama dan membangun urgensi.
- Penyajian cerita:
- Menarik karena mengangkat situasi sehari-hari yang memalukan jadi relatable dan solutif.
9. Kelemahan dalam Copywriting
- Kurang CTA eksplisit:
- Tanpa ajakan eksplisit, potensi conversion rate bisa sedikit berkurang.
- Sedikit crowded di layar:
- Banyak teks muncul sekaligus ("new roll on deodorant", "dries 2x faster", dll) bisa membuat audiens kurang fokus pada satu pesan utama.
10. Rekomendasi Perbaikan
- Tambahkan CTA yang jelas:
- Contoh: "Buktikan keringnya! Cari Romano di toko terdekat!"
- Prioritaskan satu fokus visual dalam layar:
- Misal saat highlight "Quick Dry", jangan tumpuk dengan terlalu banyak informasi lainnya.
- Sedikit lebih tekankan emotional payoff:
- Misal: "Karena pemenang sejati selalu siap kapan saja".
Semoga bermanfaat!
Follow dan cek link di bawah buat dapetin ebook gratis yang bakal bantu kamu cuan dari dunia digital!
https://lynk.id/digitalrosid
0 Comments