
Ketombe basah balik-balik lagi? Mungkin shampoo kamu gak 100%
Review Iklan Head & Shoulders | Ketombe Basah Tak Kunjung Hilang? Pakai Cara Ini Untuk Bebas Ketombe!
1. Tujuan Iklan
- Tujuan utama:
- Mendorong perpindahan (switching) dari pengguna shampo biasa ke Head & Shoulders.
- Menguatkan posisi sebagai solusi efektif untuk ketombe basah melalui pendekatan klaim klinis.
2. Audiens Target
- Demografi:
- Usia 18–40 tahun.
- Laki-laki dan perempuan, aktif secara sosial, memperhatikan penampilan.
- Middle class ke atas, urban, sering berinteraksi di tempat umum (kantor, gym, kampus).
- Psikografis:
- Mengalami masalah ketombe yang berulang.
- Frustrasi karena shampo biasa tidak efektif.
- Ingin solusi cepat, klinis, terpercaya.
3. Pesan Utama
- Pesan inti:
- "Kalau ketombe basah kamu tidak kunjung hilang, mungkin shampo kamu belum 100%. Move on ke Head & Shoulders untuk perlindungan klinis yang nyata!"
- Penyampaian:
- Melalui storytelling ringan: Joe Taslim sebagai contoh nyata pengguna.
- Dukungan kredibilitas dengan karakter "dokter wanita" + klaim "teruji klinis".
4. Gaya Bahasa & Tone
- Gaya bahasa:
- Percakapan santai, relatable ("ketombe basah, balik-balik lagi?").
- Ada sentuhan persuasi ilmiah melalui istilah "teruji klinis" tanpa terlalu kaku.
- Tone:
- Friendly, empatik, meyakinkan, sedikit menantang (mengajak "cek" shampo kamu sendiri).
- Sangat cocok untuk audiens urban-modern yang suka komunikasi ringan namun tetap percaya pada kredibilitas.
5. Struktur Copywriting
- Struktur:
- Pembukaan: Masalah umum (ketombe basah).
- Pengembangan: Menyudutkan shampo biasa dengan pertanyaan retoris.
- Puncak: Solusi konkret: "Move on ke Head & Shoulders".
- Penutupan: Klaim 100% bebas ketombe basah, plus dukungan dokter.
- Teknik yang digunakan:
- Storytelling mini dengan Joe Taslim.
- Pertanyaan retoris untuk membangkitkan awareness masalah.
- Proof element (klaim teruji klinis) untuk memperkuat trust.
6. Call to Action (CTA)
- CTA:
- Implicit melalui "move on ke Head & Shoulders".
- Efektivitas:
- Cukup kuat karena menyerang rasa frustrasi pengguna yang belum puas.
- Namun, CTA bisa lebih eksplisit lagi, misal: “Move on sekarang juga dan rasakan perbedaannya!”
7. Keunikan & Diferensiasi
- Kombinasi storytelling personal (selebriti relatable) + sentuhan profesional (dokter) yang jarang digunakan bersama di iklan shampo.
- Fokus spesifik pada ketombe basah — berbeda dari banyak iklan ketombe yang hanya bicara "ketombe" secara umum.
8. Kekuatan dalam Copywriting
- Frasa kuat:
- "Mungkin shampo kamu nggak 100%". → Memunculkan rasa ragu terhadap produk yang sekarang digunakan audiens.
- "Move on ke Head & Shoulders". → Bermuatan emosional (perubahan/moving on = keputusan besar).
- Emotional trigger:
- Frustrasi karena masalah berulang → dipecahkan dengan solusi baru.
9. Kelemahan dalam Copywriting
- Banyak disclaimer tanda
- ^ di teks layar yang bisa mengganggu flow pembacaan audiens.
- Kurang emotional urgency:
- Tidak ada dorongan “kenapa harus sekarang” atau “risiko kalau dibiarkan”.
- Dokter hanya sebagai pelengkap visual:
- Tidak dikembangkan lebih dalam untuk memperkuat otoritas medis.
10. Rekomendasi Perbaikan
- Perjelas dan sederhanakan teks layar:
- Jangan terlalu banyak simbol "^" yang butuh pembacaan footnote, karena di iklan video, orang tidak punya waktu membacanya semua.
- Tingkatkan sense of urgency:
- Tambahkan sedikit alarm effect, seperti: “Semakin lama didiamkan, semakin sulit diatasi!”
Semoga bermanfaat!
Follow dan cek link di bawah buat dapetin ebook gratis yang bakal bantu kamu cuan dari dunia digital!
https://lynk.id/digitalrosid
0 Comments