Header Ads Widget

Banner Ads 728x90

Recent

6/recent/ticker-posts

Review Iklan Ketombe Basah Balik-Balik Lagi?

Review Iklan Ketombe Basah Balik-Balik Lagi?

Ketombe basah balik-balik lagi? Mungkin shampoo kamu gak 100%

Review Iklan Head & Shoulders | Ketombe Basah Tak Kunjung Hilang? Pakai Cara Ini Untuk Bebas Ketombe!


1. Tujuan Iklan

  1. Tujuan utama:
    • Mendorong perpindahan (switching) dari pengguna shampo biasa ke Head & Shoulders.
    • Menguatkan posisi sebagai solusi efektif untuk ketombe basah melalui pendekatan klaim klinis.

 

2. Audiens Target

  1. Demografi:
    • Usia 18–40 tahun.
    • Laki-laki dan perempuan, aktif secara sosial, memperhatikan penampilan.
    • Middle class ke atas, urban, sering berinteraksi di tempat umum (kantor, gym, kampus).
  2. Psikografis:
    • Mengalami masalah ketombe yang berulang.
    • Frustrasi karena shampo biasa tidak efektif.
    • Ingin solusi cepat, klinis, terpercaya.

 

3. Pesan Utama

  1. Pesan inti:
    • "Kalau ketombe basah kamu tidak kunjung hilang, mungkin shampo kamu belum 100%. Move on ke Head & Shoulders untuk perlindungan klinis yang nyata!"
  2. Penyampaian:
    • Melalui storytelling ringan: Joe Taslim sebagai contoh nyata pengguna.
    • Dukungan kredibilitas dengan karakter "dokter wanita" + klaim "teruji klinis".

 

4. Gaya Bahasa & Tone

  1. Gaya bahasa:
    • Percakapan santai, relatable ("ketombe basah, balik-balik lagi?").
    • Ada sentuhan persuasi ilmiah melalui istilah "teruji klinis" tanpa terlalu kaku.
  2. Tone:
    • Friendly, empatik, meyakinkan, sedikit menantang (mengajak "cek" shampo kamu sendiri).
  3. Sangat cocok untuk audiens urban-modern yang suka komunikasi ringan namun tetap percaya pada kredibilitas.

 

5. Struktur Copywriting

  1. Struktur:
    • Pembukaan: Masalah umum (ketombe basah).
    • Pengembangan: Menyudutkan shampo biasa dengan pertanyaan retoris.
    • Puncak: Solusi konkret: "Move on ke Head & Shoulders".
    • Penutupan: Klaim 100% bebas ketombe basah, plus dukungan dokter.
  2. Teknik yang digunakan:
    • Storytelling mini dengan Joe Taslim.
    • Pertanyaan retoris untuk membangkitkan awareness masalah.
    • Proof element (klaim teruji klinis) untuk memperkuat trust.

 

6. Call to Action (CTA)

  1. CTA:
    • Implicit melalui "move on ke Head & Shoulders".
  2. Efektivitas:
    • Cukup kuat karena menyerang rasa frustrasi pengguna yang belum puas.
    • Namun, CTA bisa lebih eksplisit lagi, misal: “Move on sekarang juga dan rasakan perbedaannya!”

 

7. Keunikan & Diferensiasi

  1. Kombinasi storytelling personal (selebriti relatable) + sentuhan profesional (dokter) yang jarang digunakan bersama di iklan shampo.
  2. Fokus spesifik pada ketombe basah — berbeda dari banyak iklan ketombe yang hanya bicara "ketombe" secara umum.

 

8. Kekuatan dalam Copywriting

  1. Frasa kuat:
    • "Mungkin shampo kamu nggak 100%". → Memunculkan rasa ragu terhadap produk yang sekarang digunakan audiens.
    • "Move on ke Head & Shoulders". → Bermuatan emosional (perubahan/moving on = keputusan besar).
  2. Emotional trigger:
    • Frustrasi karena masalah berulang → dipecahkan dengan solusi baru.

 

9. Kelemahan dalam Copywriting

  1. Banyak disclaimer tanda
    • ^ di teks layar yang bisa mengganggu flow pembacaan audiens.
  2. Kurang emotional urgency:
    • Tidak ada dorongan “kenapa harus sekarang” atau “risiko kalau dibiarkan”.
  3. Dokter hanya sebagai pelengkap visual:
    • Tidak dikembangkan lebih dalam untuk memperkuat otoritas medis.

 

10. Rekomendasi Perbaikan

  1. Perjelas dan sederhanakan teks layar:
    • Jangan terlalu banyak simbol "^" yang butuh pembacaan footnote, karena di iklan video, orang tidak punya waktu membacanya semua.
  2. Tingkatkan sense of urgency:
    • Tambahkan sedikit alarm effect, seperti: “Semakin lama didiamkan, semakin sulit diatasi!”

 

Semoga bermanfaat!

Follow dan cek link di bawah buat dapetin ebook gratis yang bakal bantu kamu cuan dari dunia digital!

 

https://lynk.id/digitalrosid

Post a Comment

0 Comments